Jumat, 22 Desember 2017

18 hari menjadi tamu Allah SWT

Postingan ini sudah lama menjadi draf, dan tidak pernah terpublish. Alasannya karena malu dan takut dikira riya'. Takut ibadah tidak berkah, dll. Jadi banyak bagian tulisan yang dihapus dan aku ganti selain itu aku persingkat saja. Tulisan ini hanya ungkapan perasaan syukur bukan detail perjalananku dan kegiatanku selama disana.

Memenuhi panggilan Allah SWT itu rasanya haru banget. Gak semua muslim di panggil olehNya untuk bertamu ke "rumah" Allah SWT. Sekaya dan semampunya Anda jika tidak terpanggil dan tidak terenyuh untuk datang kesana maka ya tidak akan bisa datang kesana. Karena semua berawal dari niat. 

Aku kesana dalam kondisi tidak punya uang, karena biaya ditanggung orang tua, aku dan adikku cuma ikut. Bahkan uang saku gak bawa, pulsa juga gak ada, aku hanya bermodal wifi, aku bahkan gak beli oleh-oleh pribadi, semua dihandle orang tua. Intinya aku tidak punya pegangan uang. Kalian tau artinya apa? Ya,  orang yang tidak punya apa-apa bisa ada jalan untuk ke tanah suci karena memang Allah SWT menginginkan orang tersebut ada disana. Aku percaya Qadha Allah SWT.

Niat
Melihat orang tua sudah haji dan umroh membuat aku terenyuh. Pengen banget bisa kesana juga. Akhirnya aku mengutarakan bahwa aku ingin umroh. Tapi ortu malah nyaranin haji sekeluarga aja, 5 tahun lagi. Setelah aku pikir-pikir, aku ingin berhaji dengan suamiku (saat itu aku belum menikah). Kasian kalau suami di tinggal sendirian padahal sudah menikah. Endingnya kami sekeluarga akhirnya daftar umroh dgn batas waktu 1 minggu untuk prepare semua (tergolong cepet sih). Ya niat di awal itu perlu, meski aku gak punya dana. Hehe. Kemudian di dukung oleh doa. Akhirnya berangkat juga. 

Bersyukur dengan orang tua yg tidak gila dunia
Aku tau ortuku mampu beli ini itu, tapi mereka hidup sederhana. Mereka eman duit, beli yg mereka butuh bukan yg mereka pengen (gak kaya aku T_T ) . Uang yg mereka tabung bukan membeli banyak materi biar terlihat wah di mata orang. Yang membuat aku wah adalah Mereka menabung buat ibadah. Aku bersyukur berada dikeluarga ini, keluarga yg tau agama. Apalagi mereka memberi kesempatan aku dan adikku menginjak tanah suci. Alhamdulillah. Sehingga aku termotivasi ingin seperti mereka, hidup sederhana dan beribadah. 

18 hari
Dimana umroh nasional itu antara 9-12hari. Tapi Alhamdulillah aku merasakan 18hari (6 hari di madinah, 10 hari di mekkah, 2 hari perjalanan PP). Ketika disana aku gak mikirin kerjaanku, gak mikir internet (karena memang gak maketin paket internet), losss aku cuma mikir gimana caranya bisa sebelum adzan aku ada di masjid biar dpt tempat strategis. Setiap detail disana aku masih ingat. Bahkan kangen T_T

Hal yang gak bisa di lupakan
Yang gak bisa dilupakan tentu setiap sudut tempat disana dan kegiatanku disana
Tapi hal yg paling wah adalah aku mampu nyium hajar aswad, batu surga. Dimana saat itu aku selalu gagal dan menyerah gak mau nyium hajar aswad karena memang sulit. "Bertarung" dengan jamah laki-laki, rebutan, senggol2an, dilecehkan, di dorong, bibir berdarah, kerudung gak karuan, rambut kelihatan, apa lagi tau umi teriak nangis karena tergencet, tau dita yang nangis karena tergencet juga. Pokoknya membuat aku menyerah. Tapi yg membuat aku termotivasi lagi adalah ada jamaah satu travel denganku sudah tua umur 70an, beliau tiap hari dapat nyium hajar aswad. Aku yg muda saja menyerah, akhirnya aku beranikan diri dengan dimulai berdoa di multazam untuk kemudahan menyium hajar aswad dan endingnya benar2 doa terkabul. Lancar jaya bahkan aku nyium sampai berkali-kali. 

Tidak halangan
Alhamdulillah disana aku gak halangan. Aku juga gak minum pil KB khusus biar gak halangan. Karena aku takut juga lagian masih perawan, belum hamil juga takut kenapa kenapa. Jadi bener-bener dilancarkan.
.
Mungkin sampai disini dulu tulisanku. Ini aku kasih beberapa foto. Hehe

"Tamu Allah SWT, itu orang pilihan, dan aku benar-benar bersyukur telah memenuhi panggilanNya"

Tidak ada komentar:

Free Monkey ani Cursors at www.totallyfreecursors.com