Jumat, 22 Desember 2017

Menikah itu Ibadah

16 April 2017 pukul 7.15 WIB di Gedung Ratoe Ebuh Bangkalan status ku berubah dari yg menjadi Anak kini menjadi Istri orang. Aku dinikahkan sendiri oleh Abi.

Kini Fatimah berubah menjadi Khadijah


Perjalananku dengan suami sebenarnya penuh pasang surut. Mungkin kalian sudah tau aku menikah dengan siapa. Ya, benar. Si MH yg aku post di postingan di bawah beberapa tahun yg lalu.

Aku dengannya tidak pernah ada kata jadian, hubungan kita mengalir saja seperti air. Berteman dengannya di tentang abi dan umi. Apalagi abi gak setuju kalau kita jalan berdua bukan mahram katanya, umi yang gak suka kalau malam minggu aku keluar lebih suka aku di rumah. Umi yg nangis ke MH dan minta tolong jangan pernah mainin aku. Abi yang marah banget pas tau aku pulang malam padahal masih jam 8 malam dan aku keluar bareng MH dan teman-teman (dikira aku sama MH aja). Abi yg gak ngijinin aku terlalu dekat dengan MH. Dan masih banyak drama orang tua yang sangat memproteksi aku. Aku bersyukur mereka melakukan itu padaku, tanda ortu yg sayang anak perempuannya biar gak kebablasan. AKu bersyukur masih merasakan kasih sayang kedua orangtua dengan menjagaku.

Sayangnya aku belum bisa menjadi fatimah az zahra yg taat pada orang tuanya. Kalau di ingat-ingat pernah di satu titik aku menyesal dan menangis seharian gara-gara gak bisa menjadi Fatimah az zahra yg sempurna.

Kini mereka telah berhasil mengantarku menjadi sosok Khadijah yg taat pada suaminya. Dari mereka aku belajar makna pernikahan, bukan sekedar menyatukan aku dan suami tapi hal yg melekat pada pernikahan itu sendiri.


Disempurnakannya setengah agama

Menjadi istri katanya tidak gampang, selalu ada komentar dan testimoni orang  lain yg bilang menikah itu susah apalagi kalau punya anak. Tapi setelah menikah aku tidak merasakan omongan miring itu, aku malah seneng, dan aku merasa lebih dekat dengan Allah SWT. Ternyata benar menikah itu menyempurnakan setengah agama kita. Ilmu tentang agama aku dapatkan lebih banyak apalagi setelah suami membelikanku Al Quran terjemahan (seserahan/mahar tidak ada AlQuran karena aku gak pengen, apalagi jika mahar adalah alQuran dan seperangkat alat sholat karena aku takut gak bisa mengamalkannya padahal mahar itu yg bisa / habis dipakai / digunakan setiap hari, sedangkan wanita bisa saja halangan/menstruasi tiap bulan. Sehingga Jika tidak digunakan si istri berdosa). Biasanya aku hanya membaca ayat saja (dulu pernah pas merantau aku baca juga dengan artinya, tapi sejak pulang ke rumah jadi malas membaca artinya, hehehe). Setelah aku telatenin dengan membaca ayat kemudian membaca arti, aku jadi kecil hati. Masih banyak ilmu yg belum aku punya. Apa lagi Al Quran yg dibeli suami itu ada hadist untuk wanita dan istri, jadi semakin tambah kecil hati. Aku bukan apa-apa dan ternyata masih miskin ilmu. Dari Al Quran dan hadist itu aku belajar menjadi istri shalihah buat suamiku.

Suamiku memiliki sifat Dayuts (cemburu)
Rasa cemburunya membuat aku menjadi istri yg paling beruntung karena telah menikah dengan orang yg mengenal kewajiban dan sunah. Suamiku gak ngijinin aku kerja diluar kota (aku keterima PNS di maluku dan dia gak mau jauh karena suami istri jauh berjauhan pasti akan ada setan yg selalu menggoda, apalagi ada hadist yg gak mengijinkan istri 3 hari jauh dari suami tanpa mahram). Suamiku cemburu jika aku aku post foto di instagram, suamiku gak ngijinin aku buka kerudung diluar dan sosial media kecuali di area keluarga, suamiku gak ngijinin aku nerima tamu cowok ketika suami gak dirumah, suamiku gak ngijinin aku keluar rumah tanpa ijin dan tanpa mahram, suamiku gak ngijinin aku bersaLaman dengan laki-laki lain bahkan orang yg lebih tua misal guru atau orang yg di hormati, suamiku cemburu kalau aku main sama temen perempuanku. suamiku melarangku menggunakan parfum menyengat. Lucu sih, tapi aku maklumi karena memang semua itu ada hadistnya. Sekali lagi aku bersyukur punya suami yang mau diajak kerja sama. Membangun rumah tangga atas dasar AlQuran dan Hadist.


Aku yang Cemburu

Jujur saja aku adalah tipe wanita cemburu bangetttttzzzzz, tapi aku bisa menutupi rasa itu. Aku cemburu dengan teman kantornya dan Aku sangat cemburu jika suami lebih memprioritaskan ibu mertuaku dari pada aku. Dan bodohnya kenapa juga aku cemburu. Hahaha

Hal yang wajar jika anak laki-laki masih berbakti kepada ibunya karena memang seharusnya seperti itu. Aku salah jika menuntut lebih dari suami, aku salah jika melarang suami bertemu ibunya, pokoknya salah. Bahkan aku pernah bertanya hal bodoh "siapa wanita yang paling kamu cintai dan sayangi?" Tentu aku berharap aku jawabannya, tapi salah. Dia dengan tegas bilang "IBU, nomor 2 kamu, nomor 3 ini yang ada di perut" "kok aku nomor 2?" "Yaudah kamu ganti,di tuker jadi nomor 3, anaknya jadi nomor 2" "gak mau, aku pengen jadi nomor 1" "gak boleh, nomor 1 tetep ibu". Hahaha pertanyaan dan percakapan bodoh ya gitu.

Aku bersyukur dia menempatkan ibu menjadi pilihan utamanya, karena aku tau laki-laki yang menyayangi ibunya lebih dari istrinya tidak akan pernah menyakiti istri dan wanita lainnya. Karena dia sangat menghormati wanita.



Aku hanya berharap aku menjadi the one only wanita yang menjadi istrinya yang paling disayangi. Seperti Rasullah yang sangat mencintai khadijah, istri pertama dan cinta sejatinya. 

Tidak ada komentar:

Free Monkey ani Cursors at www.totallyfreecursors.com