Minggu, 29 September 2013

Lokasi Tempat Tugas SM-3T

Tempat tugasku selama ikut program SM-3T di SMPN Satap Hiliwuku, Kecamatan Matawai La Pawu, Sumba Timur, NTT. Kalau dari kota, sekitar 1 jam perjalanan, baik menggunakan Otto (bus kayu) ato Ohaya (bus kecil) dari kota Waingapu. Lokasinya disamping jalan utama. Kebetulan, tempat tugas adalah yang paling dekat dengan kota daripada teman-teman yang lain.
Otto, Truk yang termodifikasi

Pertama kali sampai dilokasi, langsung dibantu oleh siswa-siswa SMPN Satap Hiliwuku. Ya, mereka membantu membawakan barang-barangku yang bisa dibilang seperti mau pindahan itu. Kalau melihat dari bahasa tubuh mereka, mereka welcome terhadap aku dan temanku. Oia, dilokasi aku bertugas dengan 1 teman, dia dari Pendidikan Geografi.

Sesampainya disana, aku ditunjukkan mess yang bakal jadi tempat tinggalku selama setahun kedepan. Sebuah mess kepala sekolah dengan ukuran kira-kira 7 x 7 meter dengan terdiri dari dua kamar. Yang satu milik kepala sekolah, yang satu lagi milik kita. Setelah menaruh barang di Mess. Kita pengenalan kepada seluruh siswa dan guru. dewan guru SDN Hiliwuku (kebetulan SMPN Satap Hiliwuku dekat dengan SD), dan seorang bidan yang beragama islam disana.

Bertahan hidup disana, bisa dibilang butuh perjuangan juga. Misalnya kalau butuh air, harus mengambil air menggunakan jirigen sejauh 200 meter dengan jalan yang naik turun. 1 jirigen terisi 6 Liter air, dan untuk sekali mandi dibutuhkan 30 L. Bayangkan berapa kali aku harus naik turun untuk ambil air. Bahkan dalam sehari aku hanya mandi 1 kali (kalau airnya ada, biasanya air sudah habis ketika sore), itu karena kondisi suhu disana dingin banget (temperatur 10 derajat Celcius). Aku mandi saja hanya siang hari (siang hari air masih dingin), maklum lokasiku diatas dataran tinggi.

Disana tidak ada listrik kalau siang hari, listrik ada sekitar pukul 6 WITA yang menggunakan generator penghasil listrik / diesel / jetset yang dimiliki pihak sekolah SD. Jadi kalau mau meng-recharge alat-alat elektronik harus pada malam hari. generator dimatikan paling cepat sekitar pukul 10 malam.

Aku yang biasanya dirumah gak masak dan kalau pas kuliah selalu membeli makanan jadi, harus bisa membiasakan diri untuk memasak makanan karena disana gak ada orang yang jualan makanan jadi. Maklum desa.

Awal bermalam disana, jujur takut banget karena banyak suara-suara. Bukan makhluk halus, tapi kebanyakan hewan seperti kambing, tikus, tokek, anjing, babi, kuda, dll. Tapi setelah dua minggu disana, sudah tidak takut lagi bahkan ketika ke kamar mandi pada malam hari sudah berani (awalnya pas ke kamar mandi aja minta dianterin temenku)

Sinyal yang mengudara hanya milik provider Telkomsel saja, bergantung posisi juga kalau ingin sinyal kuat. Jika HP diletakkan di bawah, dipastikan ada tulisan "Darurat" atau "Layanan Tidak Tersedia" di bagian sinyal HP. Sinyal indosat tidak ada, ada sich tapi harus naik bukit curam dulu baru bisa merasakan sinyal indosat. Berhubung jarang ke bukit, nomer IM3 ku selama ini jadi terabaikan. Aku lebih eksis via Simpati dan As. Selain untuk BBm juga untuk telpon orang-orang yang merasa aku tinggalkan, hehe.

Masyarakat disana juga welcome dengan keadaan dan kedatangan kita yang ternyata menganut agama yang berbeda. Yup, disana mayoritas kristen protestan.. Kriminalitas masih belum nampak, ya semoga tidak nampak. Masih tergolong daerah aman dari apa-apa kok. Memang masih was-was sama orang yang belum dikenal didaerah sana, masalahnya orang sumba timur itu tampangnya nakutin, hehehe (itu menurutku). Juga takut kalo ada ular (hewan yang aku takutin), kalo anjing manh udah biasa, karena anjing disini sebelah dua belas keberadaannya kya kucing di jawa alias berkeliaran.

Yang paling aku suka dengan tempatku adalah, siswa yang semuanya antusias dengan keberadaanku. Tak lupa keindahan alamnya. Sayang, aku belum bisa jalan-jalan melihat keindahan alam disana, cuma sebagian kecil dari hiliwuku karena gak ada teman. Coba ada teman, mungkin daerah hiliwuku sudah aku jajah, hahaha. Kalo sendirian, aku masih takut keluyuran sendiri. Maklum daerah baru, lagian aku dilarang jalan sendiri. Padahal kalau di SBY, aku doyan keluyuran sendirian cuma untuk ngabisin bensin ato nongkrong di Cafe cuma untuk numpang hotspot, hehe. Karena aku tipe orang yang suka travelling dan adventuring.

Oh iya, aku punya anjing penjaga yang baik banget. Namanya Boy. Ya, kalau kemana dia tu selalu jadi pengawalku. Ketika aku ngambil air, aku selalu di kawal dan dibuntuti sama dia. Ketika aku ngajar, dia selalu menghampiriku dan tidur di samping meja guru. Ketika mau balik ke mess, aku selalu dikawal dan dibuntuti. Kalau aku takut ma hewan lain, dia selalu menggonggong hewan itu dan mengusirnya. Hehe, seakan punya body gruard.
Sunset , diambil dipuncak tertinggi di Hiliwuku
SunRise, foto diambil didalam kamar mess

Bulan Purnama

Sore hari selalu bermain dengan mereka (Erwin, Erni, Erdo, dan Jelson)

Latihan main ketapel

Menuju Kota waingapu

Mess ku

Si Boy, Anjing pengjagaku

Siang hari, terik tapi tetap dingin
Mereka lagi ngerjain soal buat lomba mapel

Aku ada karena mereka

Mau minggat ke kota

 Ok, sekian dulu.. Lanjut lagi kapan-kapan :D

Tidak ada komentar:

Free Monkey ani Cursors at www.totallyfreecursors.com